Sabtu, 13 November 2010

Pendidikan Disiplin yang Tidak Disiplin

Karena itu, seperti dikatakan sosiolog dari Universitas Gadjah Mada, Drs Suharman MSi, esensi pendidikan disiplin di Indonesia harus dikembalikan sebagai sebuah tanggung jawab yang diemban siswa terhadap tugas yang harus diselesaikan, dan harus dijauhkan dari segala bentuk kekerasan fisik.
Hukuman fisik tidak jadi masalah jika memang tujuannya melatih kedisiplinan dan tanggung jawab terhadap tugas. Ini berbeda dengan tindak kekerasan dengan dalih mendidik disiplin tetapi merugikan fisik orang lain, katanya.
Menurut dia, kedisiplinan harus dibangun dengan cara yang tepat sesuai dengan bidang keilmuan yang akan dijalani siswa, sehingga kelak diharapkan siswa mampu menjadi cendekiawan atau ilmuwan yang cepat tanggap menghadapi persoalan yang muncul.
Kalangan militer sebagai penjaga bangsa memang dituntut untuk mengandalkan kekuatan fisik dan mental mereka. Namun, untuk sekolah kedinasan seharusnya disesuaikan dengan ketugasan siswa, sehingga para alumninya nanti dapat bersikap lebih dinamis menghadapi persoalan yang bersinggungan langsung dengan masyarakat, kata dia.
Dia bahkan menyebut penegakan disiplin di sekolah kedinasan mengadopsi ’’kulit luar’’ aturan di kemiliteran. ’’Rule of the game’’ atau aturan main penegakan disiplin sekolah kedinasan di Indonesia dia nilai hanya mengadopsi kulit luar dari aturan militer yang diterapkan di Akademi Militer (Akmil), tanpa disertai kontrol yang jelas. Di samping didikan kedisiplinan tinggi berdasar aturan yang jelas, sisi keakraban dan semangat korps menjadi hal yang dijunjung tinggi di Akmil, katanya.
Suharman yang sempat menjadi dosen tidak tetap di Akmil Magelang selama 14 tahun itu mengatakan, pola pendidikan kedisiplinan yang diterapkan di sekolah kedinasan setidaknya harus memegang dua prinsip utama.
Pertama, harus ada ’’rule of the game’’ yang dibentuk para ahli bidang kemiliteran yang dapat mencakup aturan semi militer dalam sekolah kedinasan yang dikembangkan di Indonesia, dan kedua diperlukan pengawasan internal dari pihak sekolah yang memiliki kedudukan lebih tinggi dan berkuasa untuk menghentikan tindakan siswa yang melampaui batas dalam menegakkan disiplin.
Kata dia, mereka yang diberi tugas mengawasi hal itu biasa disebut sebagai pamong. “Seorang pamong biasanya membawahi 10 sampai 20 siswa, dan bertanggung jawab penuh terhadap perkembangan siswa selama menjalani pendidikan, katanya.
Meskipun sekolah kedinasan telah menerapkan sistem pamong, menurut Suharman hal tersebut tidak berpengaruh banyak terhadap hubungan senior-yunior, karena pamong biasanya diambil dari alumni sekolah kedinasan yang juga pernah mengalami doktrin yang sama dengan anak didiknya. 


Harus fleksibel
Sementara itu menurut Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) Universitas Gadjah Mada (UGM) Agung Budiono, sekolah kedinasan hendaknya lebih fleksibel dengan dinamika masyarakat, karena siswa sekolah itu adalah calon aparat sipil yang akan berhadapan langsung dengan rakyat.

Sedangkan mengenai orientasi mahasiswa yang sedikit banyak mengadopsi unsur pendidikan militer, menurut dia dalam tiga tahun terakhir hukuman fisik dalam orientasi mahasiswa sudah dihapuskan dan diawasi ketat oleh pihak universitas.
Unsur bentakan mungkin masih ada, tetapi kekerasan fisik maupun hukuman jorok seperti memakan muntahan yang tidak berguna sudah lama dihilangkan,katanya.  Masduki Attamami/Ant/d
Sumber : WawasanDigital.com, Minggu/27 Juli 2008

Tugas Praktikum PowerPoint 2007

 

Tugas Praktikum HTML

<html>
<head>
<title>BIODATAKU</title>
</head>
<body>
<body background="Dreamy_Wallpapers_1.jpg">
<BODY BGCOLOR= "GREEN">
<br><font size=10 face="JOKERMAN">

<br><b><h1><FONT COLOR="GREEN"><BLINK><marquee>BIODATAKU</BLINK></marquee></b></H1>

<h2><target="f">
<br>NAMA LENGKAP   : FRENSIANI TA'DUNG ALLO
<br>NAMA PANGGILAN : FREN
<br>TEMPAT TANGGAL LAHIR: TANA TORAJA,4 JULI 1992
<br>JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
<br>ASAL           : TANA TORAJA

<br>ALAMAT         : JLN.ASPOL TELLO BARU NO.15.A
<br>

<marquee><font color="yellow"></font>FMIPA UH</marquee>

<br><font size=50 face="chiller">

</H2>

</body>
</html>



<html>
<head>
<title>data sekolah</title>
</head>
<body>
<body background="Fantastic HQ Wallpapers #3 (29).jpg">
<br><font size=50 face="JOKERMAN">
<br><blink>DATA SEKOLAH</blink></H1>
<H2>
<UL>
<br><b><FONT COLOR="GREEN"><BLINK><marquee></BLINK></marquee></b>
<LI>TK :TK DHARMAWANITA OTIN</LI>
<LI>SD :SDN NO.296 INPRES OTIN</LI>
<LI>SMP:SMP KATOLIK MAKALE</LI>
<LI>SMA:SMA NEGERI 3 MAKALE</LI>
</UL></H2>
</body>
</html>



<html>
<head>
<title>Data Orang Tua</title>
</head>
<body>
<body background="ZODIAK_VIRGO1.JPG">
<br><b><FONT COLOR=="GREEN"></B>
<br><font size=40 face="JOKERMAN">
<BR><H1><marquee><blink>DATA ORANG TUA</blink></marquee></H1>
<H2>
<br><b><FONT COLOR="PURPLE"><BLINK><marquee></BLINK></marquee></b>
<BR>NAMA AYAH  :OBERTHANUS TA'DUNG(Alm)
<BR>PEKERJAAN     :-
<BR>NAMA IBU  :RESIANA
<BR>PEKERJAAN     :WIRASWASTA</H2>
<marquee>
<IMG SRC="ZODIAK_TAURUS1.JPG"width=400 height=400>
</marquee>
</body>
</html>



<html>
<head>
<title>BIODATAKU</title>
</head>
<body>
<body background="Dreamy_Wallpapers_1.jpg">
<BODY BGCOLOR= "green">
<br><font size=10 face="JOKERMAN">

<br><b><h1><FONT COLOR="purple"><BLINK><marquee>BIODATAKU</BLINK></marquee></b></H1>

<h2>
<br><b><FONT COLOR="GREEN"><BLINK><marquee></BLINK></marquee></b>
<br>NAMA LENGKAP   : FRENSIANI TA'DUNG
<br>NAMA PANGGILAN : FREN
<br>TEMPAT TANGGAL LAHIR: TANA TORAJA,4 JULI 1992
<br>JENIS KELAMIN : PEREMPUAN
<br>ASAL           : TANA TORAJA

<br>ALAMAT         : JLN.ASPOL TELLO BARU NO.15.A
<br>

<br><b><FONT COLOR="yellow"><BLINK><marquee>FMIPA UH</BLINK></marquee></b>


<br><b><font size=20 face="chiller"></b>

</H2>

</body>
</html>



<html>
<head>
<title>Homepage</title>
</head>
<base target="target">
<body bgcolor="cyan">
<h3><b>menu</b></h2>
<br><br>
[<a href="FREN.html">BIODATAKU</a>]<br><br>
[<a href="FREN 1.html">DATA SEKOLAH</a>]<p><p>
[<a href="FREN 2.html">DATA ORANG TUA</a>]<p><p>
</font>
</body>
</html>



<html>
<head>
<title>home page</title>
<frameset rows="45%,*">
<frame src="FREN.html" name="biodata">
<frameset cols="30%,*">
<frame src="link1.html" name="MENU">
<frame src="FREN 1.html" name="data sekolah">

</frameset>
<frame src="FREN 2.html" name="data orang tua">
</frameset>
</html>

Tugas Praktikum Excel 207


PERBANDINGAN NILAI RAPOR
SEMESTER I DAN II
NO.
BIDANG STUDI
SEMESTER
I
II
1
MATEMATIKA
80
85
2
BAHASA INDONESIA
85
83
3
BAHASA INGGRIS
80
81





Kamis, 11 November 2010

Menggagas Arti Disiplin


Tidak dapat dipungkiri, bahwa kedisiplinan memang enak untuk dibicarakanan. Tidak heran pula bila hingga kini banyak pengertian tentang kedisiplinan yang diajukan, baik oleh ahli bahasa, ilmuwan, maupun pihak-pihak yang berkepentingan dengan kata “disiplin”. Namun demikian, secara umum disiplin banyak diartikan sebagai “kerja tepat waktu”. Definisi tersebut memang benar tetapi terasa sangat sempit, karena indikatornya kurang lengkap. Sehingga untuk melaksanakan kedisiplinan secara tepat dan menyeluruh pun terasa sulit.
Disiplin.jpg disiplin image by clavering
Menurut pemahaman penulis, kata “disiplin” akan lebih tepat dan menyeluruh untuk dilaksanakan manakala kita telah memberikan indikator disiplin yang tepat dan menyeluruh juga. Di dalam Al-Quran diajarkan beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai indikator dari disiplin, antar lain niat, istiqomah, sabar, penghargaan waktu, penyiapan segala kemampuan doa dan tawakal
Disiplin tidak akan terwujud tanpa ada tujuan dari perbuatan yang diharapkan. Sedangkan sebaik-baik tujuan adalah tujuan yang pertama kali ditargetkan dalam niatan ibadah. Di sini, ada keterkaitan lahir dan batin secara vertikal dengan Tuhan. Sehingga, hal ini menjadi kekuatan batiniah yang mendukung pencapaian tujuan. Sedangkan tujuan itu sendiri juga harus jelas dan ditargetkan. Kapan dan tujuan apa yang harus dicapai hendaknya sudah dipikirkan dalam niat.
Istiqomah
Secara harfiah, istiqomah berarti teguh dalam pendirian. Konsistensi terhadap apa yang diniatkan haruslah kuat. Seperti perumpamanan tak lekang oleh panas tak lapuk oleh hujan. Setiap langkah yang ditempuh haruslah mengacu kepada tujuan yang diniatkan. Karena ketika ada perubahan niat, sudah pasti langkah yang ditempuh pun banyak yang menyimpang dari proses tindakan yang telah direncakan. Inilah mengapa istiqomah menjadi salah satu syarat bagi terlaksananya kedisiplinan.
Penghargaan waktu
Apa pun bentuk tingkah laku, termasuk disiplin, sudah pasti mempertimbangkan waktu. Bagaimana kita dapat memanfaatkan waktu seefektif mungkin, haruslah sudah dipikirkan dalam setiap langkah. Jangan sampai tenaga dan pikiran yang dikeluarkan itu mubadzir. Pada batasan target telah tergambarkan what (tujuan apa yang akan dicapai), when (kapan tujuan itu harus tercapai), dan how (bagaimana cara mencapinya). Dengan penghargaan waktu dalam kedisiplinan.
Penyiapan segala kemampuan
Untuk dapat melaksanakan kedisiplinan, haruslah dicurahkan segala kemampuan secara optimal. Maisa merupakan bentuk pencurahan kemampuan yang tidak optimal. Di sini kualitas kedisiplinan berbanding lurus dengan keoptimalan pencurahan kemampuan yang ada.
Sabar
Dalam kondisi tertentu, dapat saja diartikan sebagai tidak tergesa-gesa, mau antri, tidak nguyawara, atau mungkin alon-alon waton kelakon. Namun definisi di atas sangat jauh dari arti sabar yang sebenarnya. Sepanjang pemahaman penulis dari keterangan-keterangan yang tersirat dalam Al-Quran, sabar itu memuat sifat dan sikap yang memanifestasikan perencanaan tindakan, taktik, dan teknis pencapaian tujuan. Sementara kedisiplinan tidak akan terlaksana tanpa ada perencanaan tindakan yang matang, taktik (strategi dalam proses), dan teknis (langkah riil yang tepat sasaran) dalam pencapaian tujuan. Dalam konteks sabar, tidak ada istilah berhenti merencanakan, menyusun taktik, dan melaksanakan teknis sebelum tujuan itu tercapai.
Berdoa
Beroda adalah menyadarkan harapan kepada Allah di tengah-tengah kita bekerja (berdisiplin) akan memberikan semangat batin yang kuat. Di samping dapat menghindarkan dari sifat-sifat buruk seperti sombong, iri, dengki, riya’, dan sifat buruk lainya. Kita pun insya Allah akan diberi kekuatan dan kemudahan dari Allah sehingga yang kita harapakan dapat tercapai.
Tawakkal
Dalam kedisiplinan tidak mengenal putus asa ketika tujuan tidak terapai, berserah dirilah kepada Allah setelah berusaha (tawakkal). Kalimat ini mengingatkan pikiran kita pada keterpautan hati dengan Tuhannya. Manusia bukanlah robot yang ketika sudah diprogram dengan komputer serta merta tujuan akan terapai. Pada suatu saat Tuhan pasti akan menguji umat-Nya yang beriman.
Namun sebagai wujud rasa syukur kita atas pemberian akal, kita harus optimis dan membenarkan bahwa sudah menjadi jaminan sosial bahwa tujuan hanya akan tercapai jika ada kedisiplinan. Meskipun orang boleh berkata kegagalan adalah keberhasil yang tertunda, setidaknya telah dilaksanakan kedisiplinan di atas sebagai wujud kita telah berusaha.
Inilah indikator dari pelaksanaan disiplin. Semakin tepat dan menyeluruh indikator dipilih yang kita berikan, semakin tepat dan menyeluruh pula disiplin yang dilaksanan. Niat, istiqomah, penghargaan waktu, penyiapan segala kekuatan, sabar, doa dan tawakkal menjadi indikator utama terlaksananya kedisiplinan.

kedisiplinan


Pentingnya Disiplin bagi Anak

Disiplin secara luas dapat diartikan sebagai semacam pengaruh yang dirancang untuk membantu anak agar mampu menghadapi tuntutan dari lingkungan. Disiplin tumbuh dari kebutuhan untuk menjaga keseimbangan antara kecenderungan dan keinginan individu untuk berbuat sesuatu yang dapat dan ingin diperoleh dari orang lain atau karena situasi kondisi tertentu, dengan pembatasan peraturan yang diperlukan oleh lingkungan.
Tujuan disiplin bukan untuk melarang kebebasan atau mengadakan penekanan, melainkan memberikan kebebasan dalam batas kemampuan anak. Sebaliknya, bila berbagai larangan itu amat ditekankan, maka anak akan merasa terancam dan frustrasi serta memberontak, bahkan akan mengalami rasa cemas yang menjadi suatu gejala yang kurang baik bagi pertumbuhan anak. Tanpa disiplin, tanpa mengetahui apa yang boleh dan yang tidak boleh, seorang anak pada umumnya tidak akan survival dalam hidupnya. Ia akan berbuat semau gue tanpa peduli pada lingkungan di sekitarnya. Melalui peraturan dan disiplin maka anak akan terhindar dari konsekuensi bahaya yang berasal dari tindakannya pada saat tertentu. Peraturan juga akan menjadi pegangan dalam hidup seseorang.
Bagi anak disiplin bersifat arbitrair, yaitu suatu konformitas pada tuntutan eksternal, namun bila dilakukan dalam suasana emosional yang positif, maka akan menimbulkan keikhlasan dalam dirinya untuk berbuat sesuai peraturan, tanpa merasa dirinya takut atau terpaksa. Dengan demikian tidak terjadi yang dinamakan “disiplin bangkai” (cadaveric discipline) yaitu kepatuhan yang ditaati karena takut dan merasa terpaksa. Disiplin membantu anak menyadari apa yang diharapkan dan apa yang tidak diharapkan darinya, dan membantunya bagaimana mencapai apa yang diharapkan darinya tersebut.
Disiplin di sekolah seharusnya merupakan tata peraturan yang meningkatkan kehidupan mental yang sehat dan memberikan cukup kebebasan untuk berbuat secara bertanggung jawab sesuai dengan kemampuan yang ada murid. Peraturan disiplin seperti ini akan menjadi kebiasaan-kebiasaan yang baik, bahkan akan berkembang menjadi disiplin diri (self discipline) bila peraturan itu dipegang secara konsisten (ajeg). Sebaliknya, disiplin sekolah yang membatasi murid sehingga menimbulkan rasa takut dan cemas, akan memupuk pola emosional yang tidak sehat karena memperlakukan anak dengan cara-cara yang kurang tepat sehingga hasil belajar siswa nya juga tidak akan maksimal. (disadur dari buku “Penerapan Pembelajarn Pada Anak” oleh Conny R. Semiawan)

Mengenal Kedisiplinan

MENGENAL KEDISIPLINAN

Disiplin Sebagai Kebutuhan Anak
Disiplin merupakan salah satu kebutuhan dasar anak, dalam rangka pembentukan dan pengembangan wataknya secara sehat. Tujuannya ialah agar anak dapat secara kreatif dan dinamis mengembangkan hidupnya di kemudian hari. Apabila orangtua mengasihi anaknya maka mereka juga harus mendisiplinkan anaknya. Apabila guru Sekolah Minggu mengasihi murid-muridnya, maka ia juga harus mendisiplinkan murid-muridnya.

Tentu saja, kasih dan disiplin harus berjalan bersama-sama secara seimbang. Dengan perkataan lain, kasih tanpa disiplin mengakibatkan munculnya rasa sentimen dan ketidakpedulian. Sebaliknya, disiplin tanpa kasih merupakan tindakan kejam (tirani).
Banyak orangtua, karena berbagai alasan termasuk kesibukan, tidak mempunyai pemahaman dan pengertian, mengabaikan kebutuhan anak dalam disiplin ini. Akibatnya suatu saat anak memberontak, sulit dikendalikan, dan akan mencari perhatian secara berlebihan. Orangtua demikian tentu akan mengalami konflik yang terus-menerus dengan anaknya, bahkan tidak jarang ada anak yang mengalami kekecewaan dan perasaan terluka. Oleh karena itulah, bahasan kita mengenai kedisiplinan ini amat perlu, karena hal ini dapat menjadi sumber masukan dalam pelayanan kita sebagai guru Sekolah Minggu, sehingga kita memiliki pemahaman yang benar mengenai kedisiplinan. Selain hal itu dapat menjadi alat refleksi bagi diri kita sendiri, sehingga kita dapat bersikap yang benar dalam mendisiplin murid-murid kita.
B. Dasar Teologis Disiplin
Pentingnya disiplin guru Sekolah Minggu terhadap muridnya dan orangtua terhadap anaknya, bukan hanya karena alasan sosiologis dan psikologis, tetapi juga karena pemahaman teologis. Keterangan berikut ini merupakan bentuk kedisiplinan di dalam Alkitab yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi kita semua, antara lain:
Allah Bapa senantiasa mendisiplin manusia ciptaan-Nya baik secara individual maupun secara kelompok. Cara Tuhan dalam mendisiplin umat-Nya sama dengan cara ayah dalam mendisiplin anaknya (lihat Ulangan 8:5 dan Mazmur 6:2; Mazmur 38:2-3). Tujuan Allah mendisiplin manusia adalah agar mereka taat, hormat dan takut kepada-Nya. Karena itu Tuhan memberikan pengajaran, memberikan teguran, menyatakan nasehat, dan jika perlu mengijinkan terjadinya penderitaan seperti sakit penyakit, kerugian, bahkan pembuangan ke tempat atau negeri lain. Sejarah Israel menyatakan umat Israel dari kerajaan utara terbuang selama 40 tahun ke Asyur dan umat Yehuda ke negeri Babilonia selama 70 tahun.
Dalam Perjanjian Baru, penulis kitab Ibrani menyatakan bahwa Allah mendisiplin umat-Nya agar bertaat kepada-Nya. Ia menyatakan disiplin sebagai bukti kasih-Nya (lihat Ibrani 12:5,6) meskipun pada mulanya mendatangkan dukacita (lihat Ibrani 12:10,11).
Tuhan Yesus Kristus pun menegakkan disiplin bagi murid-murid-Nya, dengan memberikan contoh, seperti dalam bagaimana menggunakan waktu, menggunakan uang, dan hidup berdoa secara tekun. Dia pun menyatakan bahwa kepentingan orang lain mesti didahulukan, sebagaimana terlihat bagaimana Yesus melayani orang yang datang kepada-Nya meskipun Ia seringkali belum sempat makan (bd. Markus 3:20-21). Bilamana murid-murid-Nya degil, seringkali Ia berterus-terang menegur mereka dengan keras (bd. Markus 8:14-21). Bilamana murid-murid ingin membalas kejahatan dengan kejahatan, Dia menyatakan sikap mengasihi dan mengalihkan perhatian mereka kepada tugas lain (bd. Lukas 9:51-56).
Yesus pun menyatakan agar murid-murid-Nya belajar hidup secara tertib dalam arti memelihara kesucian hidup agar senantiasa merasakan kehadiran Allah (bd. Matius 5:8). Bagi Yesus, orang dewasa harus mendisiplin anggota tubuhnya -- tangan, kaki, mata -- agar tidak membawa keburukan bagi orang lain terutama "menyesatkan" anak-anak di bawah asuhan mereka (Matius 18:8-10). Sebab dia sendiri melarang murid-murid mengabaikan atau meremehkan anak-anak kecil (Matius 19:13-15). Tidak jarang pula Yesus menyatakan bahwa Dia tetap mengasihi murid-murid-Nya sekalipun mereka kurang cepat menangkap ajaran Sang Guru (Yohanes 13,15).
Alkitab mengajarkan bahwa Roh Kudus datang untuk menyatakan kebenaran Ilahi bagi orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Dia hadir ke dunia untuk membuat orang insyaf akan dosa dan kejahatannya lalu berbalik kepada Sang Kebenaran yang memerdekakan yaitu Yesus Kristus (Yohanes 16:6-8,Yohanes 16:11-13). Roh Kudus juga datang membuat orang memiliki hikmat hidup dan kekuatan batiniah agar dapat hidup sesuai kehendak Allah. (Efesus 1:16,17; Efesus 3:16-18). Roh Kudus pun datang ke dalam hidup dan persekutuan orang-orang percaya guna memberikan kekuatan di dalam mengatasi kelemahan (Roma 8:2-6) serta buah kehidupan (Galatia 5:22-23)
Dalam Kisah Para Rasul tampak sekali bagaimana sikap dan tindakan Roh Kudus dalam menegakkan disiplin. Ingatlah kasus Ananias dan Safira karena ingin "mencari nama dan muka" lalu berdusta kepada rasul Petrus (Kisah 5). Ingat pula kasus Simon tukang sihir di Samaria yang ingin terkenal lalu hendak membeli kuasa Roh Kudus dengan uang (Kisah 8). Roh Kudus tidak menginginkan sikap pura-pura terjadi dalam kehidupan anak-anak Tuhan.
Surat Paulus kepada jemaat di Korintus cukup banyak menyinggung masalah disiplin hidup, agar mereka tertib dalam kehidupan bersama, kehidupan persekutuan, kehidupan memelihara tubuh dan sejenisnya. Dia mengajak jemaat untuk terus sadar bahwa Roh Kudus mendiami mereka sehingga mereka menghindarkan diri dari segala godaan mencemarkan diri (1 Korintus 3:16; 1 Korintus 6:19-20). Mereka harus menertibkan cara berpikir mereka sendiri agar tetap memelihara suara hati yang jernih di dalam mengambil keputusan dalam hidup kebersamaan dengan orang lain (1 Korintus 8:1-3). Mereka harus mengendalikan diri dalam ibadah agar tidak menonjolkan diri, mencari kemuliaan diri sendiri sehingga firman Allah tidak diberitakan sebagai mana mestinya (1 Korintus 12-14). Dari keterangan tersebut kita dapat mengetahui bahwa Allah Bapa, Tuhan Yesus dan Roh Kudus selalu menegakkan kedisiplinan kepada umatnya, agar umatnya memiliki sikap dan pemahaman yang benar di dalam hidupnya sebagai anak-anak Allah serta taat kepada Tuhan Allah. Selanjutnya, kolom Tips Mengajar edisi ini akan mengulas mengenai tugas guru dan orangtua dalam mendisiplin anak dan bagaimana cara mereka mendisiplin anak-anak.

Disiplin sebagai penentu sukses

Disiplin sebagai penentu sukses

Sukses adalah hasil dari berbagai aspek seperti kerja keras, kepandaian, rencana dan pelaksanaan yang hati-hati, serta, sedikit keberuntungan. Di samping itu, sukses juga ditentukan oleh displin atau tidaknya seseorang meraih segala sesuatu dan ‘meletakkan sesuatu di tempat yang layak’.
Tanpa disiplin, seseorang tak akan mampu menyelesaikan segala apa yang telah direncanakannya. Dia tak akan mampu melakukan sebuah strategi secara berkesinambungan untuk meraih tujuan jika tidak punya disiplin. Disiplinlah yang membuat kita berada on track, tak peduli seberapa berat yang dihadapi. Orang yang disiplin tahu apa saja yang perlu dilakukan dan berfokus pada hal itu.
1. Dimulai pagi hari
Sebetulnya, disiplin tidak usah dibicarakan terlalu muluk. Secara sederhana, sejak pagi dimulai, kedisiplinan tanpa sadar sudah menyertai. Bangun pukul sekian, mandi, kemudian berangkat dari rumah, adalah contoh kecil tentang disiplin.
Banyak orang sukses akan setuju bila faktor disiplin disertakan sebagai salah satu resep keberhasilan mereka. Bila kita bangun dengan kaki yang salah misalnya, sebagai akibatnya kita merasa tidak enak badan, bisa dipastikan bahwa hari itu kita akan lebih tidak produktif ketimbang hari-hari di mana segala sesuatunya berjalan lancar.
Kiat penting untuk mengoptimalkan pagi hari adalah dengan membuat semacam rutinitas kecil. Bangunlah di waktu-waktu yang sama – misalnya pukul 5-6 pagi (bukannya bisa bangun jam lima, bisa juga jam sepuluh nanti), dan kerjakan hal-hal kecil yang efisien, seperti menyiapkan pakaian, atau memanaskan mobil, dan sebagainya. Jangan lupa pula sarapan pagi untuk memberi energi.
2. Optimalkan waktu kerja
Disiplin tak terlepas dari optimalisasi waktu kerja. Kalau di waktu kerja kita cenderung bermalas-malasan, menunda pekerjaan, dan sebangsa, kapan kesuksesan itu bakal muncul? Singgah saja pun jangan-jangan tak sudi.
Untuk itu, agar kedisiplinan kita berjalan teratur, buatlah daftar tugas setiap hari. Kita bisa membaginya dalam beberapa periode, tergantung dari rutinitas atau proyek yang sedang dikerjakan.
Dengan menuliskan manajemen waktu, kita bisa membayangkan segala tujuan, dan kemudian mengukur efisiebsi kerja kita sendiri. Selain itu, kita juga bisa tahu sebanyak apa kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu proyek tertentu. Dengan melihat hasilnya, kita juga bisa tahu apakah target yang kita tentukan itu gagal atau tidak. Kalau iya, apakah hal itu disebabkan rencana yang tidak layak, atau karena terinterupsi oleh orang lain, atau karena kita sendiri yang tidak disiplin mengerjakan tugas sesuai jadwal.
3. Seberapa lama ketahanan tubuh ?
Setiap orang tentu punya ketahanan tubuh yang berbeda-beda. Ada orang yang tahan bekerja di depan komputer sampai 8-10 jam, ada juga yang tidak. Ukurlah hal ini, lalu terapkan pada daftar tugas.
Misalnya, kalau kita tahu bahwa kita cuma tahan bekerja selama lima jam saja pada hari Jumat – karena harus ke mesjid atau kita sudah terlalu bosan di kantor, maka optimalkan saja kerja lima jam itu. Jam kerja lainnya kita isi dengan kegiatan yang menghibur. Sebab, kalau dipaksakan bekerja sampai 10 jam misalnya, tapi hanya dengan 50% kapasitas kita, itu cuma buang-buang waktu.
4. Pikiran sehat terdapat dalam tubuh yang sehat Ini sudah jelas ada dalam buku sekolah anak SD. Dan tak usah diperdebatkan lagi, bila kondisi fisik kita prima, kita juga akan bekerja lebih baik ketimbang ketika kita sakit. Karena itu, jagalah selalu kesehatan.
5. Seimbangkan kerja dengan hiburan
Catat bahwa kerja hanyalah satu bagian dalam hidup kita. Bila kita meninggalkan kantor, tinggalkan. Jangan bawa dalam pikiran kita, karena seharusnya bagian lain dalam hidup kita yang mengambil alih. Untuk itu, cobalah berdisiplin untuk membagi segala sesuatunya dengan layak.
Sukses bukan cuma di karir saja, tapi dalam kehidupan pribadi kita sendiri. Di sinilah disiplin mengelola hidup kita akan memberikan hasil. Percayalah, hidup ini jauh lebih bermakna ketimbang sekadar mencari uang.